Pengertian dan Fungsi Las Oksi Asetilen (OAW)
Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.
HiroApriIto, Karawang - OAW atau lebih dikenal dengan nama las asetilen atau karbit. Merupakan salah satu dari pada sekian banyaknya proses las yang dipergunakan dalam teknologi pengeasan logam. Walaupun panas dari gas bakar sudah lama diketahui serta persediaanya tidak terbatas dialam ini, Namun dalam penerapannya saat pengelasaan relatif baru jika dibandingkan dengan Las Listrik.
Bahan bakar yang dipergunakan dalam Las ini biasanya LPG, LNG, metan, hydrogen, dan Gas MAP (Stabilized Methya Cetylene Propadiene). Namun yang paling banyak dipergunakan untuk pengelasan logam ialah Gas Asetilen. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan diantaranya ialah.
Gas Asetilen mudah dibuat melalui generator asetilen dan Gas asetilen dapat menghasilkan suhu nyala api paling tinggi dibandingkan dengan nyala api bahan bakar lainnya. Dalam penerapannya pada las, gas yang dipergunakan akan dicampur dengan gas oksigen lalu dibakar. Panas inilah yang dipergunakan untuk pengelasan. Karena pencampurannya dengan gas oksigen maka sering dikenal dengan nama Las Oksiasetilen (OAW).
Definisinya ialah proses pengelasan yang dalam pengerjaannya dilakukan melalui proses asetilen melalui mulut pembakar, dimana sumber panasnya didapatkan dari pencampuran gas asetilen (C2H2) dengan Oksigen (O2) hasil pembakaran ini akan menimbulkan panas yang lumayan tinggi berkisar Kurang Lebih 3500 Derajat Celcius. Walaupun temperatur ini sudah mampu untuk meleburkan atau mencairkan baja kalau diterapkan akan menimbulkan oksidasi, karena banyak sisa gas oksigen yang tidak terbakar akan mengikat elemen Fe dan membentuk Oksida Besi (Feo, FeO dan Fe2O2) Oksida besi ini akan dapat membuat cacat las berupa slag inclusion atau Kotoran yang ikut mengendap dalam deposit logam lasan.
Besarnya energi (Q) Dari sumber panas pada las oksi asetilen dirumuskan dengan Q(W) = (48 Kj/L Asetilen) X V Asetilen X (H/3600s), yang mana Asetilen: debit aliran gas asetilen (L/H), panas dalam pembakaran asetilen = 48 Kj/L, H ialah waktu dalam hitungan jam.
Panas inilah yang diperlukan untuk mampu mencairkan bahan dasar dan bahan tambah atau filler. Didalam proses pembakaran, tidak semua gas oksigen dan asetilen terbakar dengan sempurna. Kalau yang sempurna terbakar akan bisa dipergunakan untuk mencairkan logam, sisanya membentuk nyala luar dengan fungsi sebagai gas pelindung deposit logam lasan dari oksidasi pengaruh luar.
Secara proses pekerjaannya, Las Oksiasetilen (OAW) dapat dibedakan sebagai berikut ini.
1. Las Cair
Saat proses pengelasan ini logam dasar dan bahan tambah akan mencair dan berpadu satu dengan yang lainnya dengan waktu dan suhu yang sama. Namun, dalam prakteknya terkadang tidak semua proses pengelasan dengan las oksiasetilen membutuhkan bahan tambah (filler). Sehingga hanya dengan mencairkan antara logam yang hendak akan disambung atau di gabungkan. Bahan dasar yang mampu untuk dikerjakan dengan proses ini ialah bahan Plat yang tipis.
2. Membrazing
Disini pengelasan logam dasar yang tidak ikut mencair namun bahan tambah (filler) yang sudah mencair dengan suhu dibawah cair logam. Sehingga filler sebagai bahan pengisi diantara logam yang hendak akan dilas, Bahan tambah atau filler secara umum lebih lunak Misalnya saja Kuningan, Aluminium, Tembaga daripada logam dasar atau logam yang dilas.
3. Proses pemotongan Logam
Alat khusus yang mirip pembakaran biasa digunakan di las asetilen, namun pembakar pemotong memiliki pipa ketiga untuk saluran oksigen dan ujungnya berbeda. Perbandingan gas oksigen dengan gas asetilen pun berbeda dengan perbandingan tertentu saja. Proses pengerjaan ini dilakukan dengan memotong logam dengan bentuk sesuai dengan pekerjaan. Misalnya Melingkar atau lengkungan.
Gas Asetilen mudah dibuat melalui generator asetilen dan Gas asetilen dapat menghasilkan suhu nyala api paling tinggi dibandingkan dengan nyala api bahan bakar lainnya. Dalam penerapannya pada las, gas yang dipergunakan akan dicampur dengan gas oksigen lalu dibakar. Panas inilah yang dipergunakan untuk pengelasan. Karena pencampurannya dengan gas oksigen maka sering dikenal dengan nama Las Oksiasetilen (OAW).
Definisinya ialah proses pengelasan yang dalam pengerjaannya dilakukan melalui proses asetilen melalui mulut pembakar, dimana sumber panasnya didapatkan dari pencampuran gas asetilen (C2H2) dengan Oksigen (O2) hasil pembakaran ini akan menimbulkan panas yang lumayan tinggi berkisar Kurang Lebih 3500 Derajat Celcius. Walaupun temperatur ini sudah mampu untuk meleburkan atau mencairkan baja kalau diterapkan akan menimbulkan oksidasi, karena banyak sisa gas oksigen yang tidak terbakar akan mengikat elemen Fe dan membentuk Oksida Besi (Feo, FeO dan Fe2O2) Oksida besi ini akan dapat membuat cacat las berupa slag inclusion atau Kotoran yang ikut mengendap dalam deposit logam lasan.
Besarnya energi (Q) Dari sumber panas pada las oksi asetilen dirumuskan dengan Q(W) = (48 Kj/L Asetilen) X V Asetilen X (H/3600s), yang mana Asetilen: debit aliran gas asetilen (L/H), panas dalam pembakaran asetilen = 48 Kj/L, H ialah waktu dalam hitungan jam.
Panas inilah yang diperlukan untuk mampu mencairkan bahan dasar dan bahan tambah atau filler. Didalam proses pembakaran, tidak semua gas oksigen dan asetilen terbakar dengan sempurna. Kalau yang sempurna terbakar akan bisa dipergunakan untuk mencairkan logam, sisanya membentuk nyala luar dengan fungsi sebagai gas pelindung deposit logam lasan dari oksidasi pengaruh luar.
Secara proses pekerjaannya, Las Oksiasetilen (OAW) dapat dibedakan sebagai berikut ini.
1. Las Cair
Saat proses pengelasan ini logam dasar dan bahan tambah akan mencair dan berpadu satu dengan yang lainnya dengan waktu dan suhu yang sama. Namun, dalam prakteknya terkadang tidak semua proses pengelasan dengan las oksiasetilen membutuhkan bahan tambah (filler). Sehingga hanya dengan mencairkan antara logam yang hendak akan disambung atau di gabungkan. Bahan dasar yang mampu untuk dikerjakan dengan proses ini ialah bahan Plat yang tipis.
2. Membrazing
Disini pengelasan logam dasar yang tidak ikut mencair namun bahan tambah (filler) yang sudah mencair dengan suhu dibawah cair logam. Sehingga filler sebagai bahan pengisi diantara logam yang hendak akan dilas, Bahan tambah atau filler secara umum lebih lunak Misalnya saja Kuningan, Aluminium, Tembaga daripada logam dasar atau logam yang dilas.
3. Proses pemotongan Logam
Alat khusus yang mirip pembakaran biasa digunakan di las asetilen, namun pembakar pemotong memiliki pipa ketiga untuk saluran oksigen dan ujungnya berbeda. Perbandingan gas oksigen dengan gas asetilen pun berbeda dengan perbandingan tertentu saja. Proses pengerjaan ini dilakukan dengan memotong logam dengan bentuk sesuai dengan pekerjaan. Misalnya Melingkar atau lengkungan.
Link will be apear in 15 seconds.
Well done! you have successfully gained access to Decrypted Link.
0 Response to "Pengertian dan Fungsi Las Oksi Asetilen (OAW)"
コメントを投稿