Penjelasan Lengkap Tentang Prinsip Kerja Sistem Instrumen

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

HiroApriIto, Karawang - Sistem Instrumen ialah komponen pada kendaraan sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada pengendara tentang keadaan kendaraannya. Alat ukur ini ada yang bekerja secara mekanis atau elektrik. Jumlah dari komponennya sistem instrumen pada kendaraan sepeda motor tidak terlalu sama. Biasanya semakin mahal motornya maka akan semakin lengkap serta semakin canggih sistem instrumennya. Beberapa contoh komponen sistem instrumen antara lain spidometer, takometer, voltmeter, jam, suhu mesin, pengukur volume bahan bakar, dll. Sistem instrumen ini juga meliputi sistem peringatan yang akan memberikan tanda jika terjadi kerusakan atau gangguan pada komponen tertentunya.

1. Spidometer
Spidometer merupakan komponen yang digunakan untuk dapat mengukur kecepatan kendaraan. Ada dua macam spidometer, yaitu tipe mekanis dan elektrik. Spidometer tipe mekanis ini bekerja dengan cara mekanis dengan mengandalkan perputaran roda depan yang diteruskan melalui kabel spidometer ke mekanis spidometer. Spidometer tipe elektrik memiliki sebuah prinsip kerja yang sama, perbedaannya spidometer elektrik ini sudah bekerja secara elektrik. Untuk mengukur kecepatan sepeda motor, spidometer elektrik mengukur putaran roda depan, gir depan atau poros output transmisi dengan sensor khusus. Data yang dihasilkan sensor ini akan dikirim ke spidometer dan akan ditampilkan dalam bentuk angka digital. Spidometer digital umumnya sudah menggunakan panel TFT LCD atau Thin Film Transistor Liquid Crystal Display maka tampilannya terkesan modern dan lebih mudah di baca.

2. Takometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran mesin dengan satuannya yaitu rpm. Tidak semua sepeda motor menggunakan takometer, biasanya hanya sepeda motor sport, bebek dan matic tertentu yang menggunakannya. Takometer sangat bermanfaat untuk dapat memandu pengendara saat melakukan perpindahan gigi yang disesuaikan dengan torsi atau tenaga maksimal sepeda motor. Sama seperti Spidometer, terdapat 2 macam takometer, yaitu tipe mekanis dan elektrik. Takometer mekanis bekerja dengan cara menerima putaran mesin melalui kabel takometer dan menampilkan di takometer. Takometer digital bekerja dengan cara mengolah data yang dihasilkan sensor putar mesin atau Crankshaft position sensor dan ditampilkan di takometer. Takometer digital lebih banyak digunakan sepeda motor yang sudah menggunakan sistem injeksi bahan bakar.

3. Indikator Position Gigi Perseneling
Indikator ini hanya untuk sepeda motor yang menggunakan transmisi manual saja. Dulu indikator ini hanya berupa indikator netral saja yang berfungsi untuk menunjukkan kalau transmisi berada pada posisi netral. Indikator netral menggunakan lampu berwarna hijau dan sampai saat ini. Perkembangan selanjutnya, tidak hanya netral saja yang diperlihatkan tetapi semua posisi gigi juga di perlihatkan di panel instrumen. Terdapat 2 macam tampilannya, Indikator panel gigi, yaitu berupa indikator lampu dan angka digital. Indikator lampu digunakan di panel instrumen konvensional, namun angka digital lebih banyak di gunakan pada panel instrumen Lcd.

Cara kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan saklar yang sudah dipasang di bak transmisi, saklar ini diaktifkan oleh tonjolan di shift drum yang jumlahnya sesuai dengan jumlah gigi ditambah satu posisi netral. Saat tonjolan pertama mengenai saklar, maka lampu indikator gigi 1 akan menyala, dan seterusnya. Saklar ini memutus dan menghubungkan massa lampu indikator posisi gigi, sehingga saat saklar terhubung, lampu indikator akan menyala karena mendapatkan massa.

4. Pengukur Volume Bahan Bakar (Fuel Level Meter)
Pengukur volume bahan bakar digunakan untuk memberi petunjuk kepada pengguna bahwa sisa bahan bakar yang tersimpan di tangki bahan bakar seberapa banyak. Indikator bahan bakar terdiri dari dua komponen utama, diantaranya : pengirim sinyal dan penerima sinyal. Pengirim Sinyal berada di tangki bahan bakar dan penerima sinyal berada di panel instrumen. Ada 2 jenis pengukur volume bahan bakar, yaitu tipe bimetal dan tipe cross coil,. Pada pengukuran volume bahan bakar tipe cross coil, posisi jarumnya tidak akan kembali ke posisi awal (E atau Empty), walaupun dalam keadaan OFF.
Keuntungan penggunaan pengukuran volume bahan bakar cross coil ini di bandingkan dengan bimetal ialah tingkat ketelitiannya yang tinggi, sudut jarum penunjuk cukup luas, dan tidak memerlukan pengaturan tegangan.

Cara kerja pengukur volume bahan bakar tipe cross coil dapat dijelaskan secara berikut ini, jarum penunjuk digerakkan oleh sebuah rotor magnet. Jika arus listrik yang mengalir ke cross coil, kumparan akan membangkitkan medan magnet yang membuat rotor magnet berputar dan jarum penunjuk bahan bakar akan bergerak. Saat bahan bakar penuh, pelampung pada komponen pengirim sinyal akan naik yang terjadi ialah nilai hambatannya berada di nilai yang terkecil. Arus listrik yang mengalir dari baterai menuju kunci kontak kumparan L1 dan L2, komponen pengirim sinyal, dan menuju ke massa sedangkan L3 dan L4 tidak di aliri arus listrik. Magnet yang kuat akan terbentuk pada kumparan L1 dan L2 yang menggerakkan jarum penunjuk ke kanan ke arah posisi F atau Full.

Saat jumlah bahan bakar mulai berkurang hingga habis tangki kosong, nilai hambatannya di komponen pengirim sinyal menjadi semakin besar hingga mencapai nilai maksimumnya. Aliran arus listrik akan mengalir dari baterai menuju kunci kontak, kumparan L1, L2 di lanjutkan ke L3, dan L4 menuju massa. Arus listrik yang mengalir ke kumparan L3 dan L4 lebih besar dibandingkan dengan arus yang mengalir ke kumparan L1 dan L2 sehingga yang terjadi kumparan L3 dan L4 akan membentuk medan magnet yang kuat. Kemagnetan ini akan menarik jarum penunjuk jumlah bahan bakar ke arah E atau Empty.

5. Pengukur Suhu Mesin (Engine Temperatur)
Pengukur seuhu mesin banyak digunakan di kendaraan motor yang menggunakan sistem pendingin air. Komponen ini berfungsi menunjukkan suhu cairan pendingin yang mewakili suhu dari mesinnya saat mesin akan bekerja. Dengan komponen ini terjadinya overheat dapat dihindari dikarenakan suhu mesin selalu di pantau atau diperhatikan. Pengukuran suhu mesin menggunakan sensor suhu yang umumnya terpasang pada saluran pendingin air. Snesor ini berupa thermistor yang nilainya akan berubah seiring dengan perubahan suhu cairan pendinginnya.

Ada tiga macam bntuk pengukuran suhu mesin, diantaranya ialah lampu peringatan, indikator mekanis dengan jarum penunjuk, dan indikator yang menyajikan suhu mesin dalam bentuk angka digital atau elektik. Pada kendaraan, jenis yang paling banyak digunakan ialah lampu indikator dan angka digital. Cara Kerjanya, hampir sama dengan pengukur volume bahan bakar, yaitu dengan memanfaatkan perubahan nilai hambatan sensor suhu. Maka yang terjadi ialah tampilan pengukur suhu mesin, baik berupa lampu indikator atau angka digital.

6. Pengukur Tegangan Listrik Voltmeter
Dulu voltmeter ini sangat jarang sekali digunakan di kendaraan khususnya sepeda motor, Volt meter mulai digunakan saat populasi motor injeksi sudah semakin banyak. Keputusan perusahaan untuk menghilangkan kick stater di sepeda motor ini membuat volt meter mulai banyak digunakan di kendaraannya. Prinsip kerjanya sama dengan volt meter yang digunakan alat ukur. Perbedaannya, voltmeter pada sepeda motor dibuat menjadi satu dengan panel instrumen dan selalu bekerja selama sistem kelistrikannya masih di aliri oleh arus listrik.

0 Response to "Penjelasan Lengkap Tentang Prinsip Kerja Sistem Instrumen"

コメントを投稿

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel