Penjelasan Lengkap Sistem Pengapian Konvensional

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

HiroApriIto, Karawang - Sistem pengapian memiliki sebuah fungsi untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada Busi sewaktu yang tepat untuk dapat membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang silinder.
Sistem pengapian memiliki sebuah peranan yang sangat penting dalam pembangkit tenaga atau daya yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin. Jika sistem pengapian tidak dapat bekerja dengan baik dan tepat, maka pada proses kelancarannya pembakaran campuran bahan bakar dan udara di ruang silinder akan terganggu. Dengan kata lain ialah tenaga yang dihasilkan oleh mesin akan berkurang.

Klasifikasi Sistem Pengapian 
Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian ini dibedakan menjadi 2 macam, diantaranya : Sistem pengapian baterai atau DC dan sistem pengapian magnet atau AC. Adapun dalam perkembangannya sistem pengapian berkembang menjadi 2 sistem yaitu :
  • Sistem Pengapian Konvensional (Platina )
  • Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
Lalu dalam kegiatan selanjutnya kami akan membahas tentang sistem pengapian konvensional, diantaranya :
  • Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)
  • Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)
Komponen Sistem Pengaian Konvensional
1. Sumber Tegangan, Digunakan sebagai penyedia tegangan yang dibutuhkan oleh sebuah sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian ini dibedakan menjadi 2 menurut jenis dari tegangannya yang digunakan, yaitu :
  • Sumber Tegangan AC atau Alternating Current, berupa Alternator atau kumparan pembangkit dan Magnet, digunakan untuk mempu mengubah energi mekanis yang diperoleh dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak - balik (AC).
  • Sumber Tegangan DC, atau Direct Curent, berupa Baterai yang didukung oleh sebuah sistem pengisian Kumparam Pengisian, Magnet dan Rectifier atau Regulator. Berfungsi untuk penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem Pengisian.
2. Kunci Kontak atau Ignition Switch, digunakan sebagai saklar utama untuk menghubungkan dan memutus ON-OFF berupa rangkaian pengapian serta rangkaian kelistrikan lainnya di kendaraan.

Secara Fungsinya dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakkan menjadi 2, yaitu :
  • Kunci Kontak untuk pengapian AC pengendali massa
Sewaktu posisi OFF dan juga Lock, kunci kontak membelokkan tegangannya dari sumber tegangan alternator yang diperlukan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, maka sistem pengapian tidak mampu bekerja. Dilain sisi, kunci kontak sewaktu posisi OFF dan Lock kunci kontak memutuskan hubungan tegangan + baterai terminal BAT dan BAT1. Sehingga secara keseluruhan sistem kelistrikan tidak bisa di operasikan.
Sewaktu posisi ON, kunci kontak akan memutuskan hubungan terminal IG dan E, maka tegangan yang akan di hasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 akan terhubung keseluruh sistem kelistrikan yang dapat dioperasikan.

  • Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif)
Pada posisi ON, kunci kontak akan menghubungkan tegangan (+) baterai menuju sistem kelistrikan secara keseluruhan termasuk sistem pengapian juga untuk dapat mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada.
Sewaktu posisi OFF dan Lock kunci kontak akan memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai yang diperlukan oleh seluruh sistem kelistrikan, maka seluruh sistem kelistrikan tidak bisa dioperasikan. 

3. Kumparan Pengapian (Ignition Coil), digunakan untuk mampu menaikkan tegangan yang telah diterima dari sumber tegangan yaitu alternator menjadi tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk pengapian.

Didalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan skunder yang dililitkan pada tumpukan plat besi. Diameter kawat pada kumparan primer ini 0,6 - 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200 - 400 kali, namun diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05 - 0,08 mm dengan jumlah lilitannya mencapai 2000 - 15.000 kali.
Hal ini disebabkan perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer akan timbul atau hilang kemagnetan secara tiba - tiba), jika kumparan skunder akan terinduksi sehingga akan timbul induksi tegangan tinggi mencapai Kurang lebih 10.000 Volt.

4. Kontak Platina (Contact Breaker), digunakan untuk saklar rangkaian primer pengapian, yang menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang sedang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk bisa menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.
5. Nok Platina (Breaker Cam), digunakan untuk membuka kontak platina sewaktu (sudut engkol) yang tepat, maka saat pengapian dapat diatur menurut ketentuan.

6. Kondensor (Capacitor), memiliki kemampuan sejumlah muatan listrik sesuai dengan kapasitasnya dan dalam waktu tertentu.
Kondensor dalam sistem pengapian konvensional digunakan untuk menyerap atau meredam loncatan pada bunga api pada kontak platina yang terjadi sewaktu kontak platina hendak akan memulai membuka dengan tujuannya untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga akan meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian skunder.

7. Busi ( Spark Plug ), akan mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi locatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api ini akan terjadi dikarenakan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi yaitu Kurang Lebih 10.000 V.

Hal ini dikarenakan busi bekerja di dalam ruang yang mengalami tekanan tinggi, perubahan temperatur secara drastis dari sangat panas ke dingin secara berulang - ulang, serta harus tahan terhadap getaran yang keras maka busi dibuat dari bahan yang tahan terhadap hal ini.
Jenis busi secara Umum diklasifikasikan menurut keadaan panas dan temperatur didalam ruang bakar, umumnya, pembagian jenis busi ialah : 
  • Busi Dingin ( Cold Type Spark Plug )
  • Busi Panas ( Hot Type Spark Plug )
Busi Dingin ialah busi yang memmiliki kemampuan untuk dapat menyerap dan melepaskan atau membuang panas dengan cepat sekali. Busi ini biasanya digunakan pada mesin yang memiliki temperatur kerja dalam ruang bakar yang tinggi.
Busi Panas ialah busi dengan kemampuan untuk menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan pada mesin yang memiliki temperatur kerja yang rendah di ruang bakarnya.

Diantara kedua nya ada satu jenis busi lagi yaitu busi Sedang (Mediaum Type Spark Plug).

Sistem Code pada Busi
Busi atau Spark plug pada umumnya diberikan kode dengan Huruf dan angka. Sistem kode yang digunakann berbeda-beda tergantung dari pabrik atau perusahaan pembuatnya. Berikut ini merupakan uraian dari sistem kode busi yang dibuat oleh Perusahaan NGK.

0 Response to "Penjelasan Lengkap Sistem Pengapian Konvensional"

コメントを投稿

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel