Penjelasan Sistem Penerangan Lengkap Sepeda Motor

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

HiroApriIto, Karawang - Sistem penerangan yang digunakan untuk penerangan utama pada kendaraan saat dioperasikan sewaktu keadaan jalan yang gelap terutama pada waktu malam hari.

Sistem Penerangan Sepeda Motor terbagi atas 2 :
1. Sistem Penerangan Tipe AC
Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang dipergunakan merupakan arus bolak - balik atau AC. Sistem penerangan dengan tipe ini banyak digunakan pada kendaraan dengan tipe CUB. Sistem penerangan tipe AC memiliki kelemahan dimana untuk dapat mengoperasikannya lampu pada kendaraan wajib menyalakan motornya terlebih dahulu, disamping itu juga nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik atau turunnya putaran mesin atau motor (rpm).
2. Sistem Penerangan Tipe DC
Sumber tegangan diperoleh dari pada tegangan Baterai yang disuplay oleh sistem pengisian, maka arus yang dipergunakan merupakan arus searah atau DC.

Keuntungan Peneragan dengan menggunakan tipe DC : 
  • Lampu peneragan dapat dioperasikan walaupun kendaraan dalam keadaan mati.
  • Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor atau mesin atau RPM.
Pemeriksaan, Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian dan Penerangan Kendaraan 
1. Pemeriksaan alternator atau kumparan pembangkit atau stator dan magnet atau rotor
  • Pemeriksaan Tahanan Kumparan pembangkit atau stator
Pemeriksaan dapat dikerjakan dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan ini dilakukan dengan konektor terminal alternator atau dapat pula pada konektor rectifier atau regulator dengan menggunakan ohm meter.

Hasil pemeriksaan tahanan atau continuitas kumparan pada stator alternator menggunakan ohm Meter.

Warna Kabel serta Hubungan Ke Massa ( Kabel Hijau )
    • Kabel Massa ( Hijau ) - Ada Continuitas
    • Kabel Kump. Pengisian ( Putih ) - 0,2 - 2 Ohm (20 Derajat Celcius / 68 Derajat Fahrenheit)
    • Kabel Kump. Peneragan - 0,1 - 1,5 Ohm (20 Derajat Celcius / 68 Derajat Fahrenheit)
  • Pemeriksaan Magnet atau Rotor secara Visual terlihat pada Keretakan, Kotoran Kondisi Pasak atau Spie pada Poros Engkol
2. Pemeriksaan dan Perawatan pada Baterai
  • Memeriksa jumlah cairan pada baterai jika menggunakan tipe basah. Permukaan cairan pada baterai harus dalam batas atas dan batas bawah. Jika cairan baterai berkurang, maka tambahkan kembali dengan air suling sampai dengan batas atas tinggi permukaan yang di ijinkan.
  • Memeriksa berat jenis cairan pada baterai. Berat jenis cairan yang ada pada baterai idealnya ialah 1,260. Jika kurang, maka baterai perlu di charged. Namun, jika berat jenis cairan pada baterai berlebihan maka bisa ditambahkan air suling sampai dengan berat jenis nya ideal.
Tindakan Hasil Pengukuran Berat Jenis Elektrolit Baterai

Hasil Pengukuran - Tindakan yang dilakukan
    • 1,300 atau lebih - Tambahkan air suling agar berat jenisnya berkurang
    • 1,290 - 1,220 - Baterai masik baik 
    • 1,210 atau kurang - Lakukan pengisian, jika tidak dapat diisi baterai perlu diganti
    • Perbedaan berat jenis antar sel kurang dari 0,040 - Masih dalam batasan toleransi
    • Perbedaan berat jenis antar sel lebih dari 0,040 - Lakukan pengisian penuh, periksa berat jenisnya jika adanya perbedaan masih lebih dari 0,040 segera ganti baterai.
  • Pemeriksaan pipa atau selang ventilasi pada baterai. Lihat dan perhatikan kerusakan pada pipa atau selang ventilasi dari kebocoran, tersumbat ataupun kesalahan letak atau jalur pemasangannya.
3. Pemeriksaan Regulator atau Rectifier dengan cara mengukur tahanan atau continuitas antar terminal dengan menggunakan Ohm Meter.
  • Silikon rectifier
    • Hubungan atau continuitas berlangsung satu arah saja, dari kaki anoda ke katoda
    • Jika polaritas Ohm Meter dibalik, maka jarum tidak boleh bergerak artinya continuitas tidak terbatas.
  • Silikon Regulator rectifier
  • Selenium Rectifier
  • Regulator rectifier 4 Terminal
4. Kebocoran arus listrik. Kunci kontak OFF, lalu pasangkan Amper Meter, Kebocoran arus yang di ijinkan maksimal adalah 1 mA

5. Pemeriksaan tegangan pengisian yang diatur. Motor dalam keadaan hidup, dan baterai dalam kondisi penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper Meter, lalu lakukan pengukuran.
Tegangan pengisian yang diatur iaalah : 14,0 - 16,0 V pada 5000 Rpm atau Arus 0,5 A - 5 A.

6. Periksa Tegangan yang diatur untuk lampu kepala atau sistem penerangan dengan menggunakan tipe AC.
Tegangan penerangan ini diatur : 10,5 - 14,5 V pada 5000 Rpm.

7. Memeriksa hubungan terminal saklar lampu penerangan dan saklar dalam setiap posisi kerjanya yang menggunakan Ohm Meter

8. Pergantian bohlam lampu penerangan
  • Lepaskan Tutup atau Cover lampu bagian Depannya.
  • Lepaskan tutup debu bohlam lampu bagian depan, dorong soketnya dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan soketnya.
  • Lepaskan bohlam lampu depan
  • Pasangkan bohlam lampu yang baru dengan menempatkan pada posisi tonjolannya dengan alur pada unit lampu depannya.
  • Pasangkan kembali soket lampunya dan tutup soketnya dengan tanda TOP menghadap kebagian atas.
Cara Mengatasi masalah pada Sistem Pengisian Kendaraan
1. Tidak ada arus listrik - Kunci Kontak dalam keadaan hidup :
  • Baterai mati, penyebabnya ialah :
    • Baterai tidak terisi
    • Elektrolit baterai kering atau menguap
    • Kerusakan pada sistem pengisian
  • Kabel baterai lepas atau putus
  • Fuse utamanya Putus
2. Tenaga Listrik lemah - Kunci kontak dalam keadaan menyala
  • Baterai lemah, penyebabnya :
    • Elektrolit baterai kurang atau Tingginya permukaan elektrolit rendah
    • Muatan baterai berkurang
    • Kerusakan pada sistem pengisian 
  • Kabel pada baterai longgar atau kendur
3. Tenaga listrik Kadang ada kadang tidak ada 
  • Hubungan kabel baterai longgar atau kendur
  • Hubungan kabel sistem pengisian longgar atau kendur
  • Ada hubungan singkat pada sistem penerangan
4. Tenaga Listrik lemah - Mesin dalam keadaan menyala 
  • Baterai tidak terisi penuh penyebabnya :
    • Elektrolit baterai kurang
    • Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak atau mati
  • Kerusakan pada sistem Pengisian
5. Pengisian baterai berlebihan
  • Ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat pada kabel massa regulator atau rectifier
  • Ada kelonggaran atau kontak yang kurang baik pada kabel massa regulator atau rectifier
  • Regulator atau Rectifier Rusak.
6. Lampu Depan tidak Menyala atau Bohlam lampu sering terbakar pada saat mesin menyala
  • Saklar lampu dan atau lampu jauh rusak
  • Bohlam lampu Rusak
  • Kumparan penerangan alternator rusak
  • Regulator atau Rectifier Rusak
  • Konektor tidak terhubung dengan baik atau Longgar.
7. Arah sinar Lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh ditekan
  • Bohlam lampu terbakar
  • Saklar Lampu jauh rusak
  • Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.

0 Response to "Penjelasan Sistem Penerangan Lengkap Sepeda Motor"

コメントを投稿

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel